“Hati yang istiqamah adalah hati yang senantiasa lurus dalam ketaatan kepada Allah, baik berupa keyakinan, perkataan, maupun perbuatan.” (Imam al-Qurtubi
Sunday 18 March 2012
Dalam mencari kelebihan iman.
U
|
JIAN ITU BIASA,
BAGI YANG IKHLAS, IA AKAN TERUS BERUSAHA..
BAGI YANG BERPURA-PURA, IA AKAN BERPUTUS ASA..
BUKANLAH ORANG BERIMAN JIKA TIDAK DIUJI DENGAN UJIAN YANG
TERKADANG TIDAK TERLINTAS DI FIKIRAN..
YA, BERAT DAN PAHIT..
SECARA FITRAH INSANI MANUSIA MUNGKIN TERSEKSA SEMENTARA..
DARI ASPEK KEIMANAN, MANUSIA ITU BAHAGIA SEPANJANG MASA...
DAN, ALLAH TIDAK AKAN MENGUJI HAMBANYA MELEBIHI
KEMAMPUANNYA...
JIWA YANG MENGINGINKAN SYURGA,
TIDAK AKAN MUDAH KECEWA DENGAN MUSIBAH DUNIA YANG MENIMPA~
MALAH SENTIASA MENCARI JALAN UNTUK KEMBALI MERAIH SYURGA!
KELEBIHAN MEMANAH.
Setiap hari Uqbah bin Amir Al Juhani keluar dan berlatih memanah, kemudian ia meminta Abdullah bin Zaid agar mengikutinya namun ia hampir bosan. Maka Uqbah berkata, “Mahukah kamu aku khabarkan sebuah hadits yang aku dengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?” Ia menjawab, “Mahu.” Uqbah berkata, “Saya telah mendengar beliau bersabda:
Hadits di atas menggambarkan betapa Rasulullah saw sangat menganjurkan agar seorang muslim prihatin dengan persiapan untuk berjihad di jalan Allah. Memanah dan berkuda merupakan dua kegiatan yang terkait dengan hal itu. Dan seorang muslim perlu memiliki semangat untuk berjihad di jalan Allah. Mengapa? Karena Nabi saw memperingatkan bahwa hilangnya semangat berjihad sebagai tanda hadirnya kemunafikan dalam diri.
مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ وَلَمْ يُحَدِّثْ نَفْسَهُ
بِالْغَزْوِمَاتَ عَلَى شُعْبَةِ من نِفَاقٍ
“Barangsiapa mati dan belum berperang dan tidak pernah bercita-cita untuk berperang, maka ia mati dalam salah satu cabang kemunafiqan” (Abu Dawud 2141)
Seorang muslim diharapkan memiliki kecintaan kepada agamanya sehingga ia rela mengorbankan jiwanya demi kemuliaan Islam jika tuntutannya demikian. Dan berjihad di jalan Allah merupakan bukti tertinggi komitmen seorang muslim. Bahkan Al-Qur’an menggambarkan muslim yang bersedia mengorbankan jiwa dan hartanya demi menegakkan agama Allah adalah seperti orang yang terlibat dalam perniagaan terbaik dengan Allah SWT.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ
مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya.” (QS Ash-Shoff 10-13)
Tradisi jihad sebagai sebuah perniagaan atau jual-beli antara orang beriman dengan Allah SWT bukan merupakan tradisi yang baru diperkenalkan oleh Nabi Akhir Zaman, yaitu Nabi Muhammad saw. Namun tradisi ini sudah Allah tetapkan semenjak diwahyukannya Kitab Taurat kepada Nabi Musa as dan Kitab Injil kepada Nabi Isa as.
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ
بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ
وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالإنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. (QS At-Taubah 111)
Allah SWT menawarkan kepada orang beriman agar menjual diri dan harta mereka kepada Allah SWT dengan bayarannya berupa surga untuk mereka. Wujud jual-belinya ialah berupa kesediaan seorang mukmin untuk berperang di jalan Allah, lalu ia membunuh atau terbunuh di medan perang. Perkara ini sudah Allah janjikan semenjak turunnya Kitab Taurat dan Injil kemudian Al-Qur’an. Ironisnya dewasa ini, masyarakat yahudi-nasrani yang mendominasi dunia diizinkan dan dimudahkan untuk membangun kekuatan militer mereka. Bahkan mereka dapat dengan seenaknya mengerahkan armada perangnya ke negeri mana saja yang mereka sukai. Termasuk ke negeri-negeri kaum muslimin sebagaimana yang kita saksikan di Palestina, Irak dan Afghanistan. Kehadiran pasukan mereka di bumi Islam tidak dipandang sebagai sebuah tindak kriminal atau pelanggaran hukum internasional. Sementara bila kaum muslimin berusaha mempersenjatai diri, maka mereka segera dilabel sebagai kelompok teroris.
Maka sudah tiba masanya bagi ummat Islam untuk memperhatikan kewajiban syariat yang satu ini. Tidak pantas bila ummat Islam menghindar untuk mempersiapkan diri membangun armada perang sedangkan Barat kafir yang diwakili oleh kekuatan militer yahudi-nasrani dibiarkan bebas menyusun bahkan memobilisasi kekuatan militer mereka sesuka hati. Oleh karenanya, sudah sewajarnya bila kaum muslimin berusaha sekuat tenaga untuk mempersiapakn berbagai kekuatan –termasuk armada perang- dalam rangka memenuhi perintah mulia Allah SWT.
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ
تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ
لا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ
فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لا تُظْلَمُونَ
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” (QS Al-Anfal 60)
Untuk itu marilah kita memulakan persiapan tersebut dengan melakukan apa yang jelas-jelas telah dianjurkan oleh Rasulullah saw. Di antaranya ialah memanah.
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ يَقُولُ
{ وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ }
أَلَا إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ أَلَا إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ أَلَا إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berada di atas mimbar berkata: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa sahaja yang kamu sanggupi. Ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah!” (ABUDAUD – 2153)
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ اللَّهْوُ إِلَّا فِي ثَلَاثَةٍ
تَأْدِيبِ الرَّجُلِ فَرَسَهُ وَمُلَاعَبَتِهِ امْرَأَتَهُ وَرَمْيِهِ بِقَوْسِهِ وَنَبْلِهِ وَمَنْ
تَرَكَ الرَّمْيَ بَعْدَ مَا عَلِمَهُ رَغْبَةً عَنْهُ فَإِنَّهَا نِعْمَةٌ كَفَرَهَا أَوْ قَالَ كَفَرَ بِهَا
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada hiburan kecuali dalam tiga hal; seorang laki-laki yang melatih kudanya, candaan seseorang terhadap isterinya, dan lemparan anak panahnya. Dan barangsiapa yang tidak memanah setelah ia mengetahui ilmunya karena tidak menyenanginya, maka sesungguhnya hal itu adalah kenikmatan yang ia kufuri.” (NASAI – 3522)
Setiap hari Uqbah bin Amir Al Juhani keluar dan berlatih memanah, kemudian ia meminta Abdullah bin Zaid agar mengikutinya namun ia hampir bosan. Maka Uqbah berkata, “Mahukah kamu aku khabarkan sebuah hadits yang aku dengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?” Ia menjawab, “Mahu.” Uqbah berkata, “Saya telah mendengar beliau bersabda:
يُدْخِلُ بِالسَّهْمِ الْوَاحِدِ ثَلَاثَةَ نَفَرٍ الْجَنَّةَ صَاحِبَهُ الَّذِي يَحْتَسِبُ
فِي صَنْعَتِهِ الْخَيْرَ وَالَّذِي يُجَهِّزُ بِهِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
وَالَّذِي يَرْمِي بِهِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَقَالَ ارْمُوا وَارْكَبُوا
وَإِنْ تَرْمُوا خَيْرٌ مِنْ أَنْ تَرْكَبُوا
“Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla akan memasukkan tiga orang ke dalam syurga lantaran satu anak panah; orang yang ketika membuatnya mengharapkan kebaikan, orang yang menyiapkannya di jalan Allah serta orang yang memanahkannya di jalan Allah.” Beliau bersabda: “Berlatihlah memanah dan berkuda. Dan jika kamu memilih memanah maka hal itu lebih baik daripada berkuda.” (AHMAD – 16699)Hadits di atas menggambarkan betapa Rasulullah saw sangat menganjurkan agar seorang muslim prihatin dengan persiapan untuk berjihad di jalan Allah. Memanah dan berkuda merupakan dua kegiatan yang terkait dengan hal itu. Dan seorang muslim perlu memiliki semangat untuk berjihad di jalan Allah. Mengapa? Karena Nabi saw memperingatkan bahwa hilangnya semangat berjihad sebagai tanda hadirnya kemunafikan dalam diri.
مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ وَلَمْ يُحَدِّثْ نَفْسَهُ
بِالْغَزْوِمَاتَ عَلَى شُعْبَةِ من نِفَاقٍ
“Barangsiapa mati dan belum berperang dan tidak pernah bercita-cita untuk berperang, maka ia mati dalam salah satu cabang kemunafiqan” (Abu Dawud 2141)
Seorang muslim diharapkan memiliki kecintaan kepada agamanya sehingga ia rela mengorbankan jiwanya demi kemuliaan Islam jika tuntutannya demikian. Dan berjihad di jalan Allah merupakan bukti tertinggi komitmen seorang muslim. Bahkan Al-Qur’an menggambarkan muslim yang bersedia mengorbankan jiwa dan hartanya demi menegakkan agama Allah adalah seperti orang yang terlibat dalam perniagaan terbaik dengan Allah SWT.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ
مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya.” (QS Ash-Shoff 10-13)
Tradisi jihad sebagai sebuah perniagaan atau jual-beli antara orang beriman dengan Allah SWT bukan merupakan tradisi yang baru diperkenalkan oleh Nabi Akhir Zaman, yaitu Nabi Muhammad saw. Namun tradisi ini sudah Allah tetapkan semenjak diwahyukannya Kitab Taurat kepada Nabi Musa as dan Kitab Injil kepada Nabi Isa as.
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ
بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ
وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالإنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. (QS At-Taubah 111)
Allah SWT menawarkan kepada orang beriman agar menjual diri dan harta mereka kepada Allah SWT dengan bayarannya berupa surga untuk mereka. Wujud jual-belinya ialah berupa kesediaan seorang mukmin untuk berperang di jalan Allah, lalu ia membunuh atau terbunuh di medan perang. Perkara ini sudah Allah janjikan semenjak turunnya Kitab Taurat dan Injil kemudian Al-Qur’an. Ironisnya dewasa ini, masyarakat yahudi-nasrani yang mendominasi dunia diizinkan dan dimudahkan untuk membangun kekuatan militer mereka. Bahkan mereka dapat dengan seenaknya mengerahkan armada perangnya ke negeri mana saja yang mereka sukai. Termasuk ke negeri-negeri kaum muslimin sebagaimana yang kita saksikan di Palestina, Irak dan Afghanistan. Kehadiran pasukan mereka di bumi Islam tidak dipandang sebagai sebuah tindak kriminal atau pelanggaran hukum internasional. Sementara bila kaum muslimin berusaha mempersenjatai diri, maka mereka segera dilabel sebagai kelompok teroris.
Maka sudah tiba masanya bagi ummat Islam untuk memperhatikan kewajiban syariat yang satu ini. Tidak pantas bila ummat Islam menghindar untuk mempersiapkan diri membangun armada perang sedangkan Barat kafir yang diwakili oleh kekuatan militer yahudi-nasrani dibiarkan bebas menyusun bahkan memobilisasi kekuatan militer mereka sesuka hati. Oleh karenanya, sudah sewajarnya bila kaum muslimin berusaha sekuat tenaga untuk mempersiapakn berbagai kekuatan –termasuk armada perang- dalam rangka memenuhi perintah mulia Allah SWT.
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ
تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ
لا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ
فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لا تُظْلَمُونَ
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” (QS Al-Anfal 60)
Untuk itu marilah kita memulakan persiapan tersebut dengan melakukan apa yang jelas-jelas telah dianjurkan oleh Rasulullah saw. Di antaranya ialah memanah.
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ يَقُولُ
{ وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ }
أَلَا إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ أَلَا إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ أَلَا إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berada di atas mimbar berkata: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa sahaja yang kamu sanggupi. Ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah!” (ABUDAUD – 2153)
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ اللَّهْوُ إِلَّا فِي ثَلَاثَةٍ
تَأْدِيبِ الرَّجُلِ فَرَسَهُ وَمُلَاعَبَتِهِ امْرَأَتَهُ وَرَمْيِهِ بِقَوْسِهِ وَنَبْلِهِ وَمَنْ
تَرَكَ الرَّمْيَ بَعْدَ مَا عَلِمَهُ رَغْبَةً عَنْهُ فَإِنَّهَا نِعْمَةٌ كَفَرَهَا أَوْ قَالَ كَفَرَ بِهَا
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada hiburan kecuali dalam tiga hal; seorang laki-laki yang melatih kudanya, candaan seseorang terhadap isterinya, dan lemparan anak panahnya. Dan barangsiapa yang tidak memanah setelah ia mengetahui ilmunya karena tidak menyenanginya, maka sesungguhnya hal itu adalah kenikmatan yang ia kufuri.” (NASAI – 3522)
Saturday 10 March 2012
SYIAH AL-KHOMEINIAH (BAHAGIAN 2)
BAB KEDUA : Pendirian-pendirian Pelik Syiah yang di Asaskan oleh al-Khomeini
Pelbagai cerita dan
kisah yang menunjukkan Syiah bersekongkol dengan pengkhianat-pengkhianat agama
sehingga sanggup bergabung tenaga dengan golongan kafir semata-mata menjayakan
misinya, lebih-lebih lagi mencetuskan pertembungan yang hebat dengan kelompok
Ahli Sunnah wal Jamaah.
Antara mereka yang
tidak akan dilupakan dalam memori umat Islam adalah Nasiruddin al-Tusi yang
pernah menolong Hulagu Khan demi menggulingkan khalifah Abbasiah kerana
semata-mata bermusuhan dengan kelompok Ahli Sunnah wal Jamah.[1]
Begitu juga Muhammad
Ibn ‘Alqami yang telah mengkhianati khalifah Abbasiah ketika itu demi menolong
Tatar menjatuhkan pemerintahan Abbasiah[2].
Kedua-dua mereka adalah merupakan menteri kepada al-Mu’tasim Billah.
Setelah Monggol
berkuasa menjatuhkan kerajaan Abbasiah, mereka berdua dilantik sebagai Gabenor
sebagai penghormatan dan imbalan ketika zaman pemerintahan Monggol.
Namun al-Khomeini
dalam kitabnya ada menyebutkan dengan mengagung-agungkan pengkhianat kepada
umat Islam : “Sekian orang akan merasa kerugian atas kehilangan
al-Khawwajah Nasiruddin al-Tusi dan selainnya, dari mereka yang telah
menyumbangkan khidmat yang agung buat Islam”.[3]
Sultan Abdul Hamid[4] dalam
peringatannya : “Sesungguhnya permusuhan antara kerajaan Safavid
(Syiah) dan Uthmaniah (Sunni) bukanlah untuk kepentingan umat Islam tetapi
merupakan keperluan kepada kufur dan kaumnya.”
Kita sebenarnya tidak
menginginkan persengketaan antara Syiah dan Sunni, akan tetapi al-Khomeini
telah mencetuskan kembali konflik tersebut bahkan menjadikannya sebagai satu
kewajipan kepadanya sehingga mengundang kerugian kepada umat Islam seluruhnya.
Begitulah kanvas
sejarah telah memprtontonkan kepada kita pengkhianatan Syiah Safavid yang
bekerjasama dengan Belanda menentang kerajaan Islam Uthmaniah. Bahkan sebelum
itu mereka telah berperanan menatuhkan kerajaan Abbasiah lalu berterusan ke
zaman Salahuddin al-Ayyubi bersama kerajaan Syiah Fatimiah.
Seterusnya membawa
kepada jangka masa yang panjang dan diteruskan lagi oleh al-Khomeini sekarang.
Antara pendirian pelik
dan konflik yang telah dilakukan oleh al-Khomeini / Khomeinisma :
1. Semangat ingin
menguasai Dunia Islam dan berusaha ingin menyebarkan fahamannya
Apa yang berlaku di
Turki, Lubnan dan Syiria, begitu juga proses Revolusi Iran, peperangan di
Iraq, merupakan langkah awal bagi al-Khomeini untuk mengusai dunia Islam
dan menyebarkan fahamannya. Mereka mula membenihkan pelbagai propaganda dan
memaksa Sunni untuk bersama memeluk Syiah.
Mereka telah
mewujudkan Gerakan Amal Syiah[5] dan
Gerakan Hizbullah[6]merupaka
gerakan bersenjata Syiah yang kononnya diasaskan di Lebanon untuk membantu
rakyat Palestin yang ditawan dengan mendapatkan bantuan daripada Syria. Namun
tujuan sulit sebenar mereka adalah untuk mengadakan proses penjernihan daripada
rakyat Sunni secara sulit di Beirut melalui cara ketenteraan[7].
Mereka juga
mendapatkan bantuan daripada kerajaan Syiah Syria untuk penyingkiran
kelompok Sunni di Tripoli (Lebanon Utara). Dalam masa yang sama, bantuan
ketenteraan melalui Gerakan Amal Syiah dan Hizbullah disalurkan kepada Israel
untuk membasmi Sunni dibumi Palestin.
Dendam mereka kepada
Sunni yang membuak menggalakkan kerajaan Syiah Syria juga berusaha sedaya upaya
membantu penyingkiran Kerajaan Turki dengan menolong parti-parti berhaluan kiri
dan Armenia. Mereka masuk meresap kedalam pelbagai pertubuhan dan
kumpulan-kumpulan yang melampau sebagai propaganda menimbulkan provokasi kepada
kerajaan Uthmaniah.
Syiah juga melalui
perancangannya untuk menghapuskan kelompok Sunni di Sind, salah satu wilayah di
Pakistan, dengan menyertai parti-parti disana dan mewujudkan gelombang
penentangan terhadap Sunni agar mereka dapat kekal dan berpengaruh di
Paskistan.
Catatan paling hitam
penah berlaku apabila tercetusnya peperangan Syiah Iran dan Sunni Iraq sehingga
Iran mengugut dan mengancam bagi mendapatkan teluk-teluk yang bersempadanan.[8] Ianya
meninggalkan kesan yang amat mendalam kepada umat Islam terhadap peang saudara
yang berlaku itu.
Itulah revolusi yang
telah dilakukan oleh puak Syiah demi meluaskan pemerintahan mereka dan
menguasai seluruh semenanjung Tanah Arab dan Dunia Islam.
2. Strategi pakatan
yang jahat (Tahaluf)
Demi melunaskan
hasrat, al-Khomeini telah merancang beberapa strategi dengan bekomplot demi
mencapai keinginannya untuk memerintah Negara-negara Islam yang lain. Disana
dalam sejarah telah tercatat bahawa al-Khomeini melalui kerajaan Republik Iran
melakukan banyak pakatan.
Pasti kita akan dapati
mereka pernah mewujudkan kerjasama dan pakatan yang aneh secara sulit antara
Iran dan beberapa negara serta pemerintahan besar dunia. Antaranya dengan Syiah
Nusairiah Syiria, Israel, Soviet Union dan Barat (Amerika).[9]
Apa yang kita dapati,
terdapatnya delegasi daripada Soviet Union yang datang ke Iran, begitu juga
delagasi Iran sentiasa mengunjungi Soviet Union.
Semua ini adalah bukti
daripada keinginan dan hasrat al-Khomeini demi mendapatkan seluruh Dunia Islam
dalam menyebarkan fahamannya dan mengusai dunia umat Islam dengan pelbagai cara
dan bermacam-macam pakatan rahsia. Ianya benar-benar bertentangan dengan slogan
dan dakwaannya ketika mula-mula mencetuskan era Revolusi Iran dahulu.
3. Kemajuan umat
Islam dan kekayaan mereka dirampas
Kekayaan umat Islam
terbuang semata-mata untuk menghadapi gejala ini. Al-Khomeini mempergunakan
hasil bumi negara dan menguasai ekonomi rakyat untuk melunaskan kehendaknya
yang ingin berkuasa.
Dia sanggup
mencagarkan pelbagai janji demi meminta pertolongan daripada kerajaan-kerajaan
besar dunia ketika itu (Russia) dalam tempoh dan jangka masa yang panjang
sehinggalah berkahirnya peperangan.[10]
Peperangan tersebut tidak ada keuntungan langsung kepada kebangkitan Islam melainkan memberi pengaruh dan keluasan kepada kuasa-kuasa besar ketika itu untuk menebus balik apa yang dipinjamkannya dengan beberapa siri perkomplotan dan kerjasama.
Bahkan kebangkitan
umat Islam juga mengalami kerugian akibat penglibatan Syiah dalam gelanggang
kebangkitan umat Islam pasca moden.
4. Melembapkan
kebangkitan Islam
Sebelum kedatangan
al-Khomeini, dunia Islam ketika itu sedang membina tenaga dan posisi
masing-masing disetiap penjuru-penjuru dunia umat Islam demi kebangkitan Islam.
Namun, apabila
munculnya al-Khomeini, dia telah membawa satu gambaran buruk kepada sebuah
bentuk pelaksanaan sistem Republik Iran teokratis. Ini telah melembabkan
kebangkitan umat Islam apabila dalam dustur (perlembagaan)
yang dipindanya banyak membawa kepada ketidakseimbangan politik umat Islam
ketika itu.
Penglibatan Syiah
dipersada gelanggang kebangkitan umat Islam pasca moden ini tidak menunjukkan
sesuatu perubahan positif melainkan umat Islam dimusibahkan dengan pelbagai
kerugian. Yang untung hanyalah Syiah semata-mata.
Ketika mana ada
tangan-tangan mujaddid dan reformasi yang ingin mengembalikan kedaulatan Islam,
lalu disekatnya dan dibantutkan perancangan tersebut dengan pelbagai cara dan
helah.
Antara strategi dan
perancangannya sejak awal lagi adalah dengan meletakkan mazhab Syiah sebagai
tunjang dan akta dalam perlembagaan negaranya. Minoriti daripada pihak Sunni
disana dinafikan hak-hak mereka.
Sebagaimana yang
diketahui, tidak ada walaupun satu daripada masjid kepada penduduk Sunni.
Begitulah sepanjang tempoh pemerintahannya, dia menyempitkan pengamalan bagi
puak-puak yang tidak sealiran dengan mazhab mereka dengan pelbagai kongkongan
tanpa diberikan peluang.
Dalam pentadbirannya,
kesemua kanak-kanak telah dikerah dan dipaksa untuk direkrut sebagai tentera
sebelum mencapai usia dewasa. Kehidupan remaja mereka dikekang dengan pelbagai
latihan-latihan ketenteraan.
Al-Khomeini sentiasa
menghadang telinga dan menutupnya daripada mendengar rintihan suara-suara yang
menginginkan hak mereka yang diabaikan didengari. Apa yang kita dapati sekarang
bahawasanya dunia sedang mencemuhnya dengan pelbagai cacian dan penghinaan akibat
daripada kekerasaan sistem perundangan yang dipeloporinya.
5.Pura-pura (Taqiyyah) dan
Persenjataan.
Kebanyakan daripada
puak Syiah, mereka telah memanipulasi konsep taqiyyah (berpura-pura)
melebihi daripada apa yang diharuskan dalam syariat Islam. Apa yang kita dapati
selepas Revolusi Iran, al-Khomeini mengharuskan penipuan dan kepua-puraan dalam
apa jua keadaan sehingga menjangkau kepada penglibatan senjata api.
Apa yang berlaku,
pemerintahan puak al-Nasiriah di Syria, Gerakan Amal Syiah, Gerakan Hizbullah,
kerajaan Iran menggunakan konsep taqiyyahtersebut untuk mengadakan
kerjasama dan kesepakatan bersama Israeil secara rahsia untuk mendapatkan
bekalan persenjataan. Itulah yang berlaku sekarang.
Mereka sentiasa
ber taqyyiah dalam slogan memerangi golongan-golongan anti
Islam dan isme-isme berhaluan kiri namun apa yang berlaku adalah sebagai
mengaburi mata umat Islam semata. Sedangkan mereka bersembunyi dengan penipuan
tersebut utk menjaga modus operandi utama mereka menawan seluruh dunia
Islam.
Kita boleh lihat apa
yang telah dan sedang berlaku di Syria, Turki, Pakistan, Afghanistan dan
lain-lain negara umat Islam. Mereka meresap masuk secara sulit dalam
parti-parti dan kumpulan-kumpulan NGO disana. Mereka menjalankan beberapa
perancangan dan strategi secara halus bagi menguasai kelompok-kelompok tersebut
untuk mencapai kehendak mereka.
Nasihat Saied Hawwa
kepada pemuda-pemudi Islam
"Seharusnya umat
Islam menyedari penipuan-penipuan yang telah dilakukan. Apa yang dirancang oleh
al-Khomeini merupakan pengkhianatan besar-besaran keatas umat Islam. Kegilaan
ingin menguasai dalam dirinya merupakan jenayah besar kepada Islam. Berhati-hatilah
umat Islam daripada disengat dalam satu lubang dua kali.
Begitulah sebagaimana
dinyatakan, beberapa pegangan dan pendirian pelik Syiah yang dipelopori oleh
al-Khomeini yang akan mengancam kebangkitan semula umat Islam. Kerinduan umat
islam kepada Khilafah Islamiah akan terkubur seandainya ada dikalangan Ahli
Sunnah wal Jamah yang menyokong baik tindakan-tindakan pelik al-Khomeini
tersebut dan menyanka bahawa Iran itu adalah sebuah Daulah Islam yang sebenar.
Jangan terpedaya
dengan helah al-Khomeini. Apa yang didakwanya bahawa Iran adalah sebuah
“Komuniti yang Hak, Komuniti yang Merdeka, Komuniti yang Kuat”, sedangkan
slogan sebuah Gerakan Islam sebenar adalah berdasarkan aqidah yang sahih (Ahli
Sunnah wal Jamah).
Wahai para pemuda,
idamlah kamu semua akan sebuah Daulah Islam yang Hak, jangan ditipu oleh
al-Khomeini yang mengispirasikan Daulah Islam yang Batil yang akan membawa umat
Islam terkebelakang.
Cukuplah sekadar
al-Khomeini yang melakukan kebiadaban dengan jalinan persepakatan dan saling
tolong menolong bersama Israel. Dia selama-lamanya tidak akan keluar daripada
Iran melainkan setelah melakukan elbagai kekacauan, kerosakan dan wala’(tunduk)
kepada musuh-musuh Allah."
Daripada Anas bin
Malik, Rasulullah s.a.w. pernah bersabda : “Bahawasanya Dajjal akan
keluar daripada Khurasan, bersamanya 70 ribu daripada kota Yahudi Isfahan
(Khurasan)”.[11]
Bersambung
pada Bab Penutup… (nasihat Saied Hawwa supaya berpegang dengan aqidah Ahli
Sunnah al Jamaah)
Wallahu a'lam
Diterjemahkan oleh :
Muhammad Zuhairi bin
zainal Abidin
Felo MANHAL PMRAM
[1] Peperangan tersebut berlaku selama 40 hari sehinggalah pada tanggal 10 Februari 1259. Setelah itu, Baghdad dikuasai sepenuhnya secara rasmi oleh Monggol.
[2] Imam
ibn Kathir menyatakan bahawa 800 000 atau 1 00 000 umat Islam terbunuh.
[3] Kitab al-Hukumah
al-Islamiah oleh Ayatullah al-Khomeini : m/s 128
[4] Sultan
Abdul Hamid adalah sultan ke-34 bagi kerajaan Khilafah Uthmaniah. Beliau
merupakan sultan terakhir yang memerintah dengan kuasa mutlak dalam khilafah
Uthmaniah sebelum jatuhnya pada tahun 1924 M.
[5] Gerakan
Amal Syiah diasaskan di Lebanon oleh Musa al-Sadr pada tahun 1975 M disebabkan
konflik bersenjata. Beliau berpegang dengan mazhab Syiah Ja’fariah.
[6] Gerkan
Hizbullah adalah sebuah Parti Politik di Lebanon beroreantasikan persenjataan.
Diasaskan pada 1982 M oleh Hassan Nasrallah melalui inspirasi Revolusi Iran
1979 M.
[7] Peristiwa
ini berlaku di Lebanon pada 1982 M. Pengusiran besar-besaran Sunni disana
melalui persepakatan antara Syiah Isna ‘Asyar, Syiah Nasiriah, Druze, dan
Israel dengan memerangi Organisasi Pembebasan Palestin.
[8] Peperangan
ini dikenali dengan Perang Teluk Pertama. Ianya berlaku pada tahun 1980-1988
[9] Akhbar
al-Ra’y al-Am bertarikh 24 April 1988 melaporkan penjualan senjata Israel
kepada Iran di sepanjang tahun 1980-1987 dan melaporkan daripada Perdana
Menteri Israel, Syamir sendiri tentang bantuannya kepada Iran. Katanya: "Menjadi
kewajipan kepada Israel menjaga hubungannya dengan kepimpinan ketenteraan Iran.
Sesungguhnya peperangan yang berterusan melemahkan Iraq, musuh tradisi Israel.
Peperangan itu menyebabkan lebih banyak lagi pembahagian negara-negara
Arab".
[10] Perang
Teluk Pertama (Iran-Iraq) pada tahun 1980-1988 M
[11] Hadis
Sahih riwayat Imam Tarmizi. Ulama’ bersepakat bahawa Isfahan itu adalah
Khurasan yang merupakan kota ketiga terbesar di Iran.
DALAM MENCARI KEMANISAN IMAN
ujian
itu biasa,
bagi
yang ikhlas, ia akan terus berusaha..
bagi
yang berpura-pura, ia akan berputus asa..
bukanlah
orang beriman jika tidak diuji dengan ujian yang terkadang tidak terlintas di
fikiran..
ya,
berat dan pahit..
secara
fitrah insani manusia mungkin terseksa sementara..
dari
aspek keimanan, manusia itu bahagia sepanjang masa...
dan,
Allah tidak akan menguji hambaNya melebihi kemampuannya...
jiwa
yang menginginkan syurga,
tidak
akan mudah kecewa dengan musibah dunia yang menimpa~
malah
sentiasa mencari jalan untuk kembali meraih syurga!
Tuesday 6 March 2012
Percubaan pertama.
cubaan pertama atau langkah pertama sama ke???? . orang kate langkah pertama menentukan segalanya . seseorang itu dikira gagal, sekiranya di gagal untuk merancang . sejaauh mana kah perancangan
anda ???...
anda ???...
Subscribe to:
Posts (Atom)